Sabtu, 23 Februari 2013

MEDIA PEMBELAJARAN


       I.            PENDAHULUAN
Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Hal ini haruslah disadari benar, terutama oleh guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia khususnya dan guru bidang studi lain pada umumnya. Dalam menjalankan tugasnya sehari-hari, guru mata pelajaran bahasa harus memahami bahwa tujuan akhir pembelajaran bahasa adalah agar siswa dapat mempergunakan bahasa sebagai alat berkomunikasi, dan siswa terampil berbahasa, yakni terampil menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Dalam media pembelajaran bahasa mempunyai lima macam karakteristik utama, yaitu suara, gerak, gambar, garis, dan tulisan. Media permainan bahasa termasuk dalam kategori media yang terdiri atas paduan suara dan gerak. Sesuai dengan klasifikasi tersebut, permainan bahasa merupakan kelompok media pembelajaran bahasa yang hanya sesuai dilaksanakan untuk kelas kecil. Media ini merupakan media yang hampir tidak memerlukan hardware, akan tetapi memerlukan aktivitas yang harus dilakukan oleh siswa.
Dengan bermain, siswa memperoleh suatu kegembiraan atau kepuasan. Di balik kegembiraan atau kepuasan, siswa memperoleh sejumlah keterampilan. Karena dalam setiap permainan, terdapat suatu tantangan yang harus dihadapi. Tantangan itu terkadang berupa masalah yang harus dipecahkan, terkadang berupa rintangan yang harus diatasi, terkadang pula berupa kompetisi yang harus dimenangkan.
Untuk memperoleh pengalaman dan keterampilan dalam bidang kebahasaan, dapat ditempuh melalui berbagai permainan. Permainan-permainan yang berfungsi untuk melatih keterampilan dalam bidang kebahasaan itulah yang dinamakan permainan bahasa.

    II.            RUMUSAN MASALAH
A.    Pengertian dan manfaat permainan bahasa
B.     Prinsip-prinsip dan tujuan permainan bahasa
C.     Macam-macam permainan bahasa
     
 III.            PEMBAHASAN
A.    Pengertian dan Manfaat Permainan Bahasa
1.      Pengertian
Permainan bahasa adalah suatu aktivitas untuk memperoleh keterampilan berbahasa tertentu dengan cara yang menggembirakan.[1]
Menurut Fathul Mujib dan Nailur Rahmawati, permainan bahasa adalah cara mempelajari bahasa melalui permainan. Permainan bahasa bukan merupakan aktivitas tambahan untuk bergembira semata, tetapi permainan ini dapat digolongkan dalam pengajaran dan pembelajaran yang bertujuan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan kemahiran bahasa yang telah dipelajari. Permainan bahasa merupakan aktivitas yang dirancang dalam pengajaran, dan berhubungan dengan kandungan isi pelajaran.[2]
2.      Manfaat
Permainan manusia sangat erat dengan ekspresi diri, spontanitas, serta melatih pribadi agar melewati persaingan, menerima kemenangan atau kekalahan dan aktualisasi diri. Oleh karena itu, permainan bersifat mendewasakan. Melalui bermain, seseorang belajar banyak tentang kehidupan, baik kemandirian, keberanian, sosialisasi, kepemimpinan dan menyadari arti eksistensi diri.[3]
Permainan dalam pembelajaran bahasa memiliki beberapa manfaat, diantaranya adalah sebagai berikut:
a.       Melatih unsur-unsur bahasa dan pengembangan keterampilan bahasa yang berbeda
b.      Menghilangkan “keseriusan” yang menghambat proses belajar
c.       Mengajak orang terlibat secara penuh
d.      Meningkatkan proses belajar
e.       Membangun kreativitas diri

B.     Prinsip-prinsip dan Tujuan Permainan Bahasa
1.      Prinsip-prinsip permainan bahasa
Dalam permainan bahasa, ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut: [4]
a.       Interaksi
Permainan memungkinkan adanya interaksi dan partisipasi aktif dari siswa untuk belajar serta memberikan umpan balik secara langsung. Murid sekolah dasar sangat gemar berbicara, dan mudah bersosialisasi. Keadaan ini bisa digali untuk meningkatkan interaksi di antara sesama.
b.      Pertandingan
Permainan bahasa mempunyai ciri persainagan. Persaingan bisa berlaku antara sesama peserta, masa yang dibatasi, dan pencapaian pertunjukan yang terbaik atau mencapai tujuan tertentu. Jadi permainan bahasa menggali kecenderungan bertanding untuk tujuan pembelajaran.
c.       Kerja sama
Bekerja sama adalah salah satu unsur yang pokok dalam permainan yang penuh pertandingan. Dalam permainan, setiap pemaian bekerja sama satu sama lain untuk memastikan kemenangan bagi kelompok mereka.
d.      Peraturan permainan
Dalam permainan bahasa, terdapat beberapa peraturan khusus yang telah didefinisikan secara jelas. Semua peraturan yang ditentukan itu bertujuan mengawasi permainan dan memberikan petunjuk atau panduan kepada siswa.
e.       Batas permainan
Permainan bahasa mempunyai batas akhir atau skor. Biasanya, terdapat beberapa penentuan awal yang menandakan titik akhir atau hasil sebuah permainan. Hal ini menandakan siswa untuk menghentikan permainan mereka.
2.      Tujuan permainan bahasa
Permainan bahasa dalam pengajaran mempunyai beberapa tujuan, yaitu sebagai berikut:[5]
a.       Merangsang interaksi verbal siswa
b.      Menambah kefasihan dan kepercayaan diri siswa
c.       Menyediakan konteks pembelajaran
d.      Alat mengikis rasa bosan
e.       Sebagai alat pemulihan, pengukuran, dan pengayaan
Tujuan permainan bahasa menurut Soeparno (1980: 60) yaitu untuk memperoleh kegembiraan dan memperoleh keterampilan tertentu dalam bidang kebahasaan. Apabila ada jenis permainan namun tidak ada keterampilan kebahasaan yang dilatihkan, maka permainan tersebut bukanlah permainan bahasa.[6]

C.    Macam-macam Permainan Bahasa
1.      Siapakah Aku? (Man Ana?)
a.       Tujuan
Permainan ini bertujuan mengajak siswa menebak kosakata dengan menjawab pertanyaan deskriptif, “siapakah aku?” Selain itu, juga untuk melatih siswa merespon informasi dengan cepat.
b.      Alat yang diperlukan
Alat yang diperlukan dalam permainan ini adalah beberapa pertanyaan deskriptif.
c.       Cara bermain
Guru bertanya dengan bahasa indonesia, dan siswa menebak jawaban pertanyaan tersebut menggunakan bahasa Arab.[7] Contoh:
Aku adalah alat yang digunakan untuk tempat duduk. Aku memiliki empat kaki. Aku memiliki lima huruf dan huruf akhir kataku adalah bertasydid. Siapakah aku?
كُرْسِيٌّ
Aku adalah alat yang digunakan untuk sarana belajar di kelas. Biasanya, aku berwarna hitam. Guru dan murid biasa menulisiku untuk menjelaskan sesuatu. Siapakah aku?



2.      Aina dzalik?
a.       Tujuan
Permainan ini bertujuan melatih siswa agar menghafal kosakata dan membuat kesimpulan berdasarkan informasi yang diterima.
b.      Alat yang diperlukan
Alat yang diperlukan dalam permainan ini adalah kartu bertuliskan kategori benda, binatang dan lain sebagainya.
c.       Cara bermain
1)      Ajak siswa atau kelompok menghafal kosakata yang terdapat dalam beberapa kategori.
2)      Permainan ini bisa dilakukan dengan kompetisi antara dua kelompok, misalnya kelompok A melawan kelompok B. Seorang kelompok A maju untuk mengambil kartu, lalu memperlihatkanya kepada kelompoknya . kemudian kelompok A secara serempak memerintahkan kelompok B untuk  menyebutkan beberapa kata yang terdapat dalam beberapa kategori tersebut.
3)      Kelompok B menjawab semua jenis binatang tersebut.
4)      Setelah itu, kelompok B melakukan hal yang sama kepada kelompok A, demikian seterusnya, contoh kartu:








Text Box: بَقَرٌ


Isosceles Triangle: عَنْكَبُوتٌ



Flowchart: Stored Data: فِيْلٌ


 



3.      Membaca angka melalui simbol[8]
a.       Tujuan
Permainan ini bertujuan mengenal dan membaca angka melalui simbol, permainan ini sangat cocok untuk kelas dasar yang baru mengenal bahasa Arab.
b.      Alat yang diperlukan
Alat tulis dan gambar kotak atau lingkaran dalam kertas yang menyimbolkan angka, papan tulis dan lem.
c.       Cara bermain
1.      Guru membagikan gambar-gambar tertentu kepada siswa sebanyak mungkin, mintalah siswa berbaris lurus untuk mengambil start yang sama.
2.      Guru menulis soal atau pertanyaan di papan tulis, saat guru memberi aba-aba, siswa diminta cepat berlari menuju papan tulis, lalu menempel gambar untuk menjawab pertanyaan. Siswa yang salah menjawab berarti ia mendapat hukuman. Siswa yang tercepat menempel akan mendapat hadiah. Contoh:











Oval: اربعة



 





 IV.            KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan bahwa:
a.       Pengertian permainan bahasa merupakan cara mempelajari bahasa melalui permainan. Permainan bahasa dalam pembelajaran memiliki beberapa manfaat, yaitu melatih unsur-unsur bahasa dan pengembangan keterampilan bahasa yang berbeda, menghilangkan “keseriusan” yang menghambat proses belajar, mengajak orang terlibat secara penuh, meningkatkan proses belajar, dan membangun kreativitas diri.
b.      Beberapa prinsip dalam permainan bahasa, yaitu: interaksi, pertandingan, kerja sama, peraturan permainan, dan batas permainan. Sedangkan tujuannya diantaranya adalah: merangsang interaksi verbal siswa, menambah kefasihan dan kepercayaan diri siswa, menyediakan konteks pembelajaran, alat mengikis rasa bosan, dan sebagai alat pemulihan, pengukuran, serta pengayaan.
c.       Macam-macam permainan bahasa yang dapat menunjang pembelajaran bahasa, diantaranya:
1.      Siapakah Aku? (Man ana)
Permainan ini bertujuan mengajak siswa  menebak kosakata dengan menjawab pertanyaan deskriptif, “siapakah aku?” Selain itu, juga untuk melatih siswa merespon informasi dengan cepat.
2.      Aina dzalik?
Permainan ini bertujuan melatih siswa agar menghafal kosakata dan membuat kesimpulan berdasarkan informasi yang diterima.
3.      Membaca angka melalui simbol
Permainan ini bertujuan mengenal dan membaca angka melalui simbol, permainan ini sangat cocok untuk kelas dasar yang baru mengenal bahasa Arab.

    V.            PENUTUP
Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, puji syukur pemakalah haturkan kepada Allah SWT, yang  telah memberikan kenikmatan, sehingga pemakalah mampu menyelesaikan makalah ini dengan lancar. Pemakalah menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan baik teknis penulisan maupun materi. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun pemakalah harapkan guna perbaikan makalah selanjutnya. Semoga makalah yang sederhana ini bisa bermanfaat bagi pemakalah dan juga para pembaca. Amin.






[1] Umi Mahmudah, M.A.,dan Abdul Wahab Rosyidi, M.Pd., Active Learning dalam Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang: UIN Malang  Press 2008), hlm. 175.
[2] Fathul Mujib Dan Nailul Rahmawati, Metode Permainan- permainan Edukatif dalam Belajar Bahasa Arab, (Jogjakarta: DIVA Press 2011), hlm. 32.
[3] Fathul Mujib Dan Nailul Rahmawati, Permainan Edukatif Pendukung Pembelajaran Bahasa Arab (2), (Jogjakarta: DIVA Press 2012), hlm.18.
[4] Fathul Mujib Dan Nailul Rahmawati, Metode Permainan-permainan Edukatif dalam Belajar Bahasa Arab, hlm. 49-51.
[5] Fathul Mujib Dan Nailul Rahmawati, Metode Permainan-permainan Edukatif dalam Belajar Bahasa Arab, hlm. 40.
[6] Septia Sugiarsih, M.Pd., Permainan Bahasa dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar, (Yogyakarta: UNY, 2010), hlm. 7.
[7] Fathul Mujib Dan Nailul Rahmawati, Metode Permainan-permainan Edukatif dalam Belajar Bahasa Arab, hlm.109.

[8] Fathul Mujib Dan Nailul Rahmawati, Permainan Edukatif Pendukung Pembelajaran Bahasa Arab (2), hlm. 113.

(AL-QOSHR) القصر

       I.            PENDAHULUAN
Bahasa adalah alat komunikasi yang berupa system lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia. Yang mana melalui bahasa manusia bisa saling mengungkapkan, memahami, dan menerima apa yang disampaikan antara satu orang pada orang lainya.
Dalam berkomunikasi antara manusia satu dengan yang lainya juga membutuhkan akan artinya makna  pada saat komunikasi, diantara cara pengungkapan makna tersebut juga melalui bahasa. Tentunya dalam menguasai bahsa tersebut harus adanya penguasaan melalui tata bahasa dan juga ilmu bahasa.
Sebagai umat islam penting sekiranya untuk memahami bahasa islam yang sebenarnya, yaitu bahasa arab untuk lebih memahami keindahan bahasa kitab suci Al-Qur’an.
Diantara ilmu bahasa yang perlu diketahui yakni Al ma’ani yang merupakan cabang dari ilmu balaghoh, oleh karena itu pada kesempatan kali akan dipaparkan mengenai qoshr dengan berbagai perumusan masalah sebagai berikut:
    II.            RUMUSAN MASALAH
A.  Apa pengertian Al Qoshr?
B.  Apa saja macam-macam Al Qoshr?
C.  Bagaimana teknik penyusunan Al Qoshr?

 III.            PEMBAHASAN
A.    Pengertian Al-Qoshr
القصر هو تخصيص أمر بأخر بطريق مخصوص
Adapun  qoshr menurut istilah ulama balaghoh ialah:
تخصيص شيء بشيء بطريق مخصوص

Artinya:
“mengistimewakan sesuatu yang lain dengan jalan tertentu”
Ada juga definisi lain tentang qoshr yakni:
تخصيص شيء بشيء بعبارة كلامية تدلّ عليه – جعل شيء مقصور على شيء أخر بواحد من طرق مخصوصة من طرق القول الفيد للقصر
القصر  artinya “pemfokusan”, maksudnya adalah upaya penonjolan, penegasan, atau penekanan pada salah satu unsur atau bagian kalimat yang dipentingkan. Selanjutnya اسلوب القصر  (gaya bahasa pemfokusan) dilakukan dengan penempatan pada awal kalimat (التقديم=) atau memakai kata pemisah (ضمير الفصل=) atau dengan menggunakan alat fokus (ادوات القصر).[1]
Setiap ungkapan qoshr mesti memiliki empat unsure, yaitu:[2]
1.      Maqshur, baik berbentuk sifat maupun mausuf
Contoh:       ما زيد الا عالم
Artinya: Tiada zaid kecuali pintar
2.      Maqshur alaih, baik berbentuk sifat maupun mausuf
Contoh:     ما عالم الا زيد
Artinya: Tiada yang pintar kecuali Zaid 
3.      Maqshur anhu, yaitu : sesuatu yang berada diluar yang dikecualikan.
Contoh:     لايري مصر من الانهار الا النيل
Artinya: Tidak ada sunagi yang menyegarkan Mesir selain Nil
4.      Adat qoshr
Contoh: لا يفوز الا المجدّ
Artinya: Tiada yang menang kecuali yang bersungguh-sungguh

Kalimat di atas termasuk kalimat qoshr karena sudah memenuhi empat unsure, yaitu maqsur pada kata يفوز, maqsur alaih pada kata المجدّ, maqsur anhu yaitu segala sifat selain kesungguhan dan adat qosr yaitu  لا dan الاّ  .
B.     Macam-macam Al Qoshr
Perlu diketahuai qoshr dibagi menjadi dua macam.yaitu:
1.      Qoshr hakiki
القصر الحقيقي هو ان يختصّ المقصور بالمقصور عليه بحسب الحقيقة و الواقع, بالاّ يتعدّاه الى غيره اصلا. او ماكان الاختصاص فيه بحسب الواقع والحقيقي لا بحسب الا ضافة الى شيء اخر
Artinya:
Dikhususkannya maqshur pada maqshur alaih berdasarkan hakikat dan kenyataan, yaitu samasekali maqshur tidak lepas dari maqshur alaih kepada yang lain
القصر الحقيق   berarti pemfokusan hakiki, sebenarnya, mutlak. Contoh:
ولله ملك السموات و الارض والله علي كل شيء قدير (ال عمران :189)
Dan kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi, dan Allah maha perkasa atas segala sesuatu.
لا كاتب فى المدينة الا علي
Artinya:
Tidak ada seorang penulis atau bendahara di madinah kecuali Ali

2.      Qoshr Idlofi
القصر الاضافي هو ماكان الاختصاص فيه بحسب الاضافة الى شيء معيّن. [3]
Artinya:
Dikhususkannya maqshur pada maqshur alaih dengan disandarkan kepada sesuatu yang tertentu.[4]

Adalah pengfokusan relatif, bukan sebenarnya, bersifat kiasan, karena itu disebut juga dengan القصر المجازي contoh :
لكم دينكم ولي دين (الكافرون: 6)
Untukmu agamamu dan untukku agamaku
القصر الاضافي disebut juga القصر المجازي karena pernyataan “agama berhala hanya untuk kamu dan agama islam hanya untukku” (diri Muhammad sendiri) tidak dalam pengertian sebenarnya, kerena pada hakekatnya agama berhala tidak hanya dianut oleh mereka yang pada saat itu menemui nabi, juga agama islam tidak hanya diperuntukkan bagi Nabi Muhammad saja, melainkan bagi umat manusia semuanya. Kalimat qoshr tersebut diungkap dalam pengertian majazi  (kiasan), yaitu semata-mata untuk menekankan penolakan Nabi Muhammafd saw bahwa tidak mungkinnya mencampurkan kedua agama tersebut.[5]
            Adapun qoshr idlofi di bagi menjadi tiga macam, yaitu :
a.       Qoshr ifrod. Yaitu:
اذا اعتقد المخاطب الشركة
Artinya:
Apa bila mukhotob berkeyakinan dengan keadaan. Contoh:
انما الله اله واحد
Sesungguhnya Allah adalah tuhan yang maha Esa
b.      Qoshr qolab
اذا اعتقد المخاطب عكس الحكم الذي تثبته
Artinya:
Apabila keyakinan mukhotob berbalik dengan keadaan yang sebenarnya. Contoh:
ما سفر الاّ على
Tidak ada yang bepergian kecuali ali .
Maksudnya seorang mukhotob salah faham karena yang bepergian bukan ali akan tetapi ibrohih.
c.       Qoshr ta’yin
اذا كان المخاطب يتردد فى الحكم.
Artinya:
Apa biala mukhotob bimbang dalam menentukan keadaan yang sebenarnya. Contoh:
الارض متحرّكة لا  ثابتة
Bumi itu bergerak (berputar) tidak diam.[6]
C.    Teknik penyusunan Al Qoshr
Dalam buku balaghotul jami’, oleh prof. Dr. D. Hidayat, cara pemfokusan gaya bahasa ada tiga macam. yaitu:
1.      القصر بالتقديم
Dalam القصر بالتقديم unsure atau fungsi kalimat yang ingin difokuskan maknanya diletakkan pada awal kalimat.
Contoh:
التقديم
الاصل
التقديم
الاصل
اياك نعبد
نعبدك
لله الامر
الامر لله
على الله توكلنا
توكلنا على لله
واليه المصير
ولامصير اليه

            Di bawah ini beberapa ayat yang mengandung uslub qoshr dengan التقديم. Dalam tarjamah dapat digunakan partikel “lah” atau kata penegas seperti “hanya”.
Contoh:
ولله ملك السموات و الارض والله علي كل شيء قدير (ال عمران :189)
Dan kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi, dan Allah maha perkasa atas segala sesuatu
لكم دينكم ولي دين (الكافرون: 6)
Untukmu agammu dan untukku agamaku
قل هو الرحمن امنا به و عليه توكلنا(الملك:29)
Katakanlah: “Dialah Allah yang maha penyaynag, kami beriman kepadanya dan hanya kepada-Nya kami bertawakkal”

Pada ayat (ه) dalam konteks beriman tidak به امنا melainkan امنا به berarti tidak ada penekanan, sebagai isyarat bahwa beriman itu tidak hanya kepada Allah, melainkan juga beriman kepada malaikat, beriman kepada para Rasul Allah dan lain sebagaimana dalam rukun iman yang enam, sedangkan dalam tawakal digunakan القصر بالتقديم yaitu عليه توكلنا sebagi isyarat bahwa sikap tawakal tiada lain hanya kepada Allah, tidak boleh bertawakal kepada selain Allah.
2.      القصر بضمير الفصل
Maksudnya meletakkan ضمير (kata ganti) antara مبتدأ  dan خبر yang makrifat diawali (ال)  disebut ضمير الفصل  digunakan untuk memberikan pemfokusan pada مبتدأ (subjek) .
Berikut ayat yang mengandung القصر dengan struktur :
{مبتدأ+ ضمير + ال + خبر}
ام اتخذوا من دونه اولياء (فا لله هو الوليّ)....(الشورى : 9)
Atau patutkah mereka mengambil pelindung-pelindung selain Allah? Maka, Dialah pelindung yang (sebenarnya)
ان هذا لهو القصص الحق وما من اله الا الله (ال عمران : 62)
Sesungguhnya ini adalah kisah yang benar, dan tak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah
3.      القصر بالادوات
Pemfokusan dengan menggunakan adawatul qoshr  yaitu:
a.       Dengan menggunakan انما + جملة
{ انما + فعل فاعل / مبتدا خبر}
Perlu diperhatikan, bahwa dalam uslub (القصر بانما) unsure atau fungsi kalimat yang difokuskanmaknanya terletak pada akhir kalimat, bukan pada awal kalimat seperti pada uslub taqdim, seperti kata-kata dalam kurung pada ayat berikut.
انما يخشى الله من عباده العلمؤا ان الله عزيز غفور (فاطر : 28)
Sesungguhnya yang takut pada Allah diantara hamba-hambaNya, hanyalah Ulama’
b.      Dengan menggunakan الاّ النفي (لا/ما/ ان)+
Dalam uslub القصر بالنفي و الاّ unsur atau fungsi kalimat yang difokuskan maknanya terletak pada akhir kalimat, tegasnya setelah  الاّ
الله لااله الاّ هو الحيّ القيّوم (البقرة : 255)
Allah tidak ada tuhan melainkan (hanyalah) dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya)[7]
c.       Dengan menggunakan عطف
1)      عطف dengan  بل
Contoh:
ليس اليتيم الذى قد مات والده     بل اليتيم يتيم العلم والادب
Artinya:
“bukannya orang yatim itu orang yang meninggal orang tuanya akan tetapi orang yatim itu yang kehilangan ilmu dan adab         
2)      عطف dengan لا
Contoh:
وللفتى من ماله ما قدمت   يداه قبل موته لا ما اقتنى


Artinya:
“Bagi pemuda adalah apa yang telah dikerjakanya sebelum dia mati bukan harta yang dikumpulkan                                     
3)      عطف dengan لكن[8]
Contoh:
ان الجديدين فى طول اختلا فهما لا يفسدان ولكن يفسد الناس
Artinya:
“Sungguh dua perkara baru sepanjang pertikaianya keduanya tidak akan rusak tapi manusia yang akan rusak         
Ketika  بل dimasukkan bermakna اضراب bukan untuk عطف, dan لكن untuk استدراك .
 IV.            KESIMPULAN
Qohsr adalah pemfokusan, atau “mengistimewakan sesuatu yang lain dengan jalan tertentu”. Setiap ungkapan qoshr mesti memiliki empat unsure, yaitu: Maqshur, Maqshur alaih, Maqshur anhu, Adat qoshr.
Macam-macam qohsr adalah Qoshr hakiki dan Qoshr Idlofi. Qoshr Idlofi dibagi menjadi tiga yaitu: Qoshr ifrod, Qoshr qolab, Qoshr ta’yin .
Tenik penyusunan Qoshr adalah qohsr bi-attaqdim, qoshr bi dhomir fasl dan qoshr bi-addawat.
    V.            PENUTUP
Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT, yang  telah memberikan kenikmatan, sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah balaghoh ini tentang Al-Qoshr dengan lancar. penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan baik teknis penulisan maupun materi. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun penulis sangat harapkan guna perbaikan makalah selanjutnya. Semoga makalah yang sederhana ini bisa bermanfaat bagi penulis dan juga para pembaca. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Banna’, Haddamu, Al-Balaghoh fi Ilmil Ma’ani Lisoffil Khomis Bikulliyatil Mu’allimin Al-Islamiyah,Gontor: Darussalam Attoba’ah Wan-Nasr TTH
Hidayat. Al-Balaghoh Al-Jami’ Wassyawahid min Kalamil Badi’ untuk semua. Jakarta: PT. Toha Karya Putra 2002.
Jazim. Ali Al- dan Musthofa Amin, Al-Balaghoh Al-Wadhihah Al-Bayan Al-Ma’ani wal Badi’,Jakarta: Ponorogo Darussalam Press 2008.
Jazim, Ali al- dan musthofa amin. Terj. Mujiono nurkholis dkk, Terjemahan Al-Balaghotul Al-Wadhihaha,Bandung: Sinar Baru Algesindo Offset Bandung 2010.
Muta’ali, Abdu Al- As-Sho’idy, Al-Balaghoh Al-Aliyah,Kairo: Maktabatul Adab 2002
Zainudin, Mamat dan Yayan Nur Bayan, Pengantar Ilmu Balaghoh, Bandung: PT Refika Aditama 2007.
Thomun, Mustofa, Qomaid Al lughoh Al uluwiyah, Semarang: Maktabah Al uluwiyah, t.t.





[1] Mustofa Thomun, Qowaid Al lughoh Al arabiyah,  (Semarang: Maktabah Al uluwiyah, t.t), hlm.210
[2]Mamat Zainudin dan Yayan Nur Bayan, Pengantar Ilmu Balaghoh, (Bandung: PT Refika Aditama 2007), hlm. 128
[3]Ali Al-Jazim dan Musthofa Amin, Al-Balaghoh Al-Wadhihah Al-Bayan Al-Ma’ani wal Badi’,(Jakarta: Ponorogo: Darussalam 2008), .hlm, 231
[4]Ali Al-Jazim Dan Musthofa Amin. Terj. Mujiono Nurkholis dkk, Terjemahan Al-Balaghotul Al-Wadhihaha,(Bandung: Sinar Baru Algesindo Offset Bandung 2010),.hlm. 309.
[5] Hidayat. Al-Balaghoh Al-Jami’ Wassyawahid min Kalamil Badi’ untuk semua. (Jakarta: PT. Toha Karya Putra 2002),hlm. 89
[6] Haddamu Banna’, Al-Balaghoh fi Ilmil Ma’ani Lisoffil Khomis Bikulliyatil Mu’allimin Al-Islamiyah,(Gontor: Darussalam Attoba’ah Wan-Nasr TTH). Hlm. 54.
[7] Hidayat. Al-Balaghoh Al-Jami’ Wassyawahid min Kalamil Badi’ untuk semua.hlm.98.
[8]Abdu Al-Muta’ali As-Sho’idy, Al-Balaghoh Al-Aliyah,(Kairo: Maktabatul Adab,  2002), Hlm, 51