Bahasa adalah alat komunikasi yang
berupa system lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia. Yang mana
melalui bahasa manusia bisa saling mengungkapkan, memahami, dan menerima apa
yang disampaikan antara satu orang pada orang lainya.
Dalam berkomunikasi antara manusia
satu dengan yang lainya juga membutuhkan akan artinya makna pada saat komunikasi, diantara cara
pengungkapan makna tersebut juga melalui bahasa. Tentunya dalam menguasai bahsa
tersebut harus adanya penguasaan melalui tata bahasa dan juga ilmu bahasa.
Sebagai umat islam penting sekiranya
untuk memahami bahasa islam yang sebenarnya, yaitu bahasa arab untuk lebih
memahami keindahan bahasa kitab suci Al-Qur’an.
Diantara ilmu bahasa yang perlu diketahui yakni Al ma’ani yang merupakan
cabang dari ilmu balaghoh, oleh karena itu pada kesempatan kali akan dipaparkan
mengenai qoshr dengan berbagai perumusan masalah sebagai berikut:
II.
RUMUSAN MASALAH
A. Apa pengertian Al Qoshr?
B. Apa saja macam-macam Al Qoshr?
C. Bagaimana teknik penyusunan Al Qoshr?
III.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Al-Qoshr
القصر
هو تخصيص أمر بأخر بطريق مخصوص
Adapun
qoshr menurut istilah ulama balaghoh
ialah:
تخصيص
شيء بشيء بطريق مخصوص
Artinya:
“mengistimewakan
sesuatu yang lain dengan jalan tertentu”
Ada
juga definisi lain tentang qoshr yakni:
تخصيص
شيء بشيء بعبارة كلامية تدلّ عليه – جعل شيء مقصور على شيء أخر بواحد من طرق
مخصوصة من طرق القول الفيد للقصر
القصر
artinya “pemfokusan”, maksudnya adalah upaya
penonjolan, penegasan, atau penekanan pada salah satu unsur atau bagian kalimat
yang dipentingkan. Selanjutnya اسلوب
القصر (gaya
bahasa pemfokusan) dilakukan dengan penempatan pada awal kalimat (التقديم=) atau memakai
kata pemisah (ضمير الفصل=) atau dengan menggunakan alat fokus (ادوات
القصر).[1]
Setiap ungkapan qoshr mesti memiliki empat unsure, yaitu:[2]
1.
Maqshur, baik berbentuk sifat maupun mausuf
Contoh: ما
زيد الا عالم
Artinya:
Tiada zaid kecuali pintar
2.
Maqshur alaih, baik berbentuk sifat maupun mausuf
Contoh: ما
عالم الا زيد
Artinya:
Tiada yang pintar kecuali Zaid
3.
Maqshur
anhu, yaitu : sesuatu yang berada diluar yang dikecualikan.
Contoh:
لايري
مصر من الانهار الا النيل
Artinya:
Tidak ada sunagi yang menyegarkan Mesir selain Nil
4.
Adat
qoshr
Contoh:
لا يفوز الا المجدّ
Artinya:
Tiada yang menang kecuali yang bersungguh-sungguh
Kalimat
di atas termasuk kalimat qoshr karena sudah memenuhi empat unsure, yaitu maqsur
pada kata يفوز, maqsur alaih pada kata المجدّ, maqsur anhu yaitu segala sifat selain kesungguhan dan adat
qosr yaitu لا dan الاّ
.
B.
Macam-macam Al Qoshr
Perlu diketahuai qoshr dibagi menjadi dua macam.yaitu:
1.
Qoshr
hakiki
القصر
الحقيقي هو ان يختصّ المقصور بالمقصور عليه بحسب الحقيقة و الواقع, بالاّ يتعدّاه
الى غيره اصلا. او ماكان الاختصاص فيه بحسب الواقع والحقيقي لا بحسب الا ضافة الى
شيء اخر
Artinya:
Dikhususkannya
maqshur pada maqshur alaih berdasarkan hakikat dan kenyataan, yaitu samasekali
maqshur tidak lepas dari maqshur alaih kepada yang lain
القصر
الحقيق berarti pemfokusan hakiki, sebenarnya,
mutlak. Contoh:
ولله
ملك السموات و الارض والله علي كل شيء قدير (ال عمران :189)
Dan kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi, dan Allah maha
perkasa atas segala sesuatu.
لا
كاتب فى المدينة الا علي
Artinya:
Tidak ada
seorang penulis atau bendahara di madinah kecuali Ali
2.
Qoshr
Idlofi
القصر
الاضافي هو ماكان الاختصاص فيه بحسب الاضافة الى شيء معيّن. [3]
Artinya:
Dikhususkannya
maqshur pada maqshur alaih dengan disandarkan kepada sesuatu yang tertentu.[4]
Adalah pengfokusan relatif, bukan sebenarnya, bersifat kiasan,
karena itu disebut juga dengan القصر المجازي contoh :
لكم
دينكم ولي دين (الكافرون: 6)
Untukmu agamamu
dan untukku agamaku
القصر
الاضافي disebut juga القصر
المجازي karena pernyataan “agama berhala hanya
untuk kamu dan agama islam hanya untukku” (diri Muhammad sendiri) tidak
dalam pengertian sebenarnya, kerena pada hakekatnya agama berhala tidak hanya
dianut oleh mereka yang pada saat itu menemui nabi, juga agama islam tidak
hanya diperuntukkan bagi Nabi Muhammad saja, melainkan bagi umat manusia
semuanya. Kalimat qoshr tersebut diungkap dalam pengertian majazi (kiasan), yaitu semata-mata untuk menekankan
penolakan Nabi Muhammafd saw bahwa tidak mungkinnya mencampurkan kedua agama
tersebut.[5]
Adapun qoshr idlofi di bagi menjadi tiga macam, yaitu :
a.
Qoshr
ifrod. Yaitu:
اذا
اعتقد المخاطب الشركة
Artinya:
Apa
bila mukhotob berkeyakinan dengan keadaan. Contoh:
انما
الله اله واحد
Sesungguhnya
Allah adalah tuhan yang maha Esa
b.
Qoshr
qolab
اذا
اعتقد المخاطب عكس الحكم الذي تثبته
Artinya:
Apabila
keyakinan mukhotob berbalik dengan keadaan yang sebenarnya. Contoh:
ما
سفر الاّ على
Tidak
ada yang bepergian kecuali ali .
Maksudnya
seorang mukhotob salah faham karena yang bepergian bukan ali akan tetapi
ibrohih.
c.
Qoshr
ta’yin
اذا
كان المخاطب يتردد فى الحكم.
Artinya:
Apa
biala mukhotob bimbang dalam menentukan keadaan yang sebenarnya. Contoh:
الارض
متحرّكة لا ثابتة
Bumi
itu bergerak (berputar) tidak diam.[6]
C.
Teknik penyusunan Al Qoshr
Dalam buku balaghotul jami’, oleh prof. Dr. D. Hidayat, cara
pemfokusan gaya bahasa ada tiga macam. yaitu:
1.
القصر
بالتقديم
Dalam القصر بالتقديم unsure atau fungsi kalimat yang ingin
difokuskan maknanya diletakkan pada awal kalimat.
Contoh:
التقديم
|
الاصل
|
التقديم
|
الاصل
|
اياك
نعبد
|
نعبدك
|
لله الامر
|
الامر
لله
|
على
الله توكلنا
|
توكلنا على لله
|
واليه المصير
|
ولامصير
اليه
|
Di
bawah ini beberapa ayat yang mengandung uslub qoshr dengan التقديم. Dalam tarjamah dapat digunakan partikel “lah”
atau kata penegas seperti “hanya”.
Contoh:
ولله
ملك السموات و الارض والله علي كل شيء قدير (ال عمران :189)
Dan kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi, dan Allah maha
perkasa atas segala sesuatu
لكم
دينكم ولي دين (الكافرون: 6)
Untukmu agammu
dan untukku agamaku
قل
هو الرحمن امنا به و عليه توكلنا(الملك:29)
Katakanlah: “Dialah Allah yang maha penyaynag, kami beriman kepadanya dan hanya
kepada-Nya kami bertawakkal”
Pada ayat (ه) dalam konteks beriman tidak به
امنا
melainkan امنا به berarti
tidak ada penekanan, sebagai isyarat bahwa beriman itu tidak hanya kepada
Allah, melainkan juga beriman kepada malaikat, beriman kepada para Rasul Allah
dan lain sebagaimana dalam rukun iman yang enam, sedangkan dalam tawakal
digunakan القصر بالتقديم yaitu عليه
توكلنا sebagi isyarat
bahwa sikap tawakal tiada lain hanya kepada Allah, tidak boleh bertawakal
kepada selain Allah.
2.
القصر
بضمير الفصل
Maksudnya meletakkan ضمير (kata ganti) antara مبتدأ
dan خبر yang makrifat diawali (ال) disebut ضمير
الفصل digunakan
untuk memberikan pemfokusan pada مبتدأ (subjek) .
Berikut
ayat yang mengandung القصر dengan struktur :
{مبتدأ+ ضمير + ال +
خبر}
ام
اتخذوا من دونه اولياء (فا لله هو الوليّ)....(الشورى : 9)
Atau patutkah mereka mengambil pelindung-pelindung selain Allah?
Maka, Dialah pelindung yang (sebenarnya)
ان
هذا لهو القصص الحق وما من اله الا الله (ال عمران : 62)
Sesungguhnya ini adalah kisah yang benar, dan tak ada Tuhan (yang
berhak disembah) selain Allah
3.
القصر
بالادوات
Pemfokusan dengan menggunakan adawatul qoshr yaitu:
a.
Dengan
menggunakan انما + جملة
{ انما + فعل فاعل /
مبتدا خبر}
Perlu diperhatikan, bahwa dalam uslub (القصر
بانما)
unsure atau fungsi kalimat yang difokuskanmaknanya terletak pada akhir kalimat,
bukan pada awal kalimat seperti pada uslub taqdim, seperti kata-kata
dalam kurung pada ayat berikut.
انما
يخشى الله من عباده العلمؤا ان الله عزيز غفور (فاطر : 28)
Sesungguhnya yang takut pada Allah diantara hamba-hambaNya,
hanyalah Ulama’
b.
Dengan
menggunakan الاّ … النفي (لا/ما/ ان)+
Dalam uslub القصر
بالنفي و الاّ unsur atau
fungsi kalimat yang difokuskan maknanya terletak pada akhir kalimat, tegasnya
setelah الاّ
الله
لااله الاّ هو الحيّ القيّوم (البقرة : 255)
Allah tidak ada tuhan melainkan (hanyalah) dia yang hidup kekal
lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya)[7]
c.
Dengan menggunakan عطف
1)
عطف dengan بل
Contoh:
ليس
اليتيم الذى قد مات والده بل اليتيم
يتيم العلم والادب
Artinya:
“bukannya orang
yatim itu orang yang meninggal orang tuanya akan tetapi orang yatim itu yang
kehilangan ilmu dan adab “
2)
عطف dengan لا
Contoh:
وللفتى
من ماله ما قدمت يداه قبل موته لا ما اقتنى
Artinya:
“Bagi pemuda adalah apa yang telah dikerjakanya sebelum dia mati bukan
harta yang dikumpulkan “
Contoh:
ان
الجديدين فى طول اختلا فهما لا يفسدان ولكن يفسد الناس
Artinya:
“Sungguh dua perkara baru sepanjang pertikaianya keduanya tidak akan rusak
tapi manusia yang akan rusak “
Ketika بل dimasukkan bermakna اضراب
bukan untuk عطف, dan لكن
untuk استدراك .
IV.
KESIMPULAN
Qohsr adalah pemfokusan, atau “mengistimewakan sesuatu yang lain
dengan jalan tertentu”. Setiap ungkapan qoshr mesti memiliki empat unsure,
yaitu: Maqshur, Maqshur alaih, Maqshur anhu, Adat qoshr.
Macam-macam qohsr adalah Qoshr hakiki dan Qoshr Idlofi. Qoshr
Idlofi dibagi menjadi tiga yaitu: Qoshr ifrod, Qoshr qolab, Qoshr ta’yin .
Tenik penyusunan Qoshr adalah qohsr bi-attaqdim, qoshr bi dhomir
fasl dan qoshr bi-addawat.
V.
PENUTUP
Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, puji
syukur penulis haturkan kepada Allah SWT, yang
telah memberikan kenikmatan, sehingga penulis mampu menyelesaikan
makalah balaghoh ini tentang Al-Qoshr dengan lancar. penulis menyadari
dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan baik teknis
penulisan maupun materi. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
penulis sangat harapkan guna perbaikan makalah selanjutnya. Semoga makalah yang
sederhana ini bisa bermanfaat bagi penulis dan juga para pembaca. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Banna’, Haddamu, Al-Balaghoh fi Ilmil
Ma’ani Lisoffil Khomis Bikulliyatil Mu’allimin Al-Islamiyah,Gontor:
Darussalam Attoba’ah Wan-Nasr TTH
Hidayat. Al-Balaghoh Al-Jami’ Wassyawahid min Kalamil Badi’
untuk semua. Jakarta: PT. Toha Karya Putra 2002.
Jazim. Ali Al- dan Musthofa Amin, Al-Balaghoh Al-Wadhihah
Al-Bayan Al-Ma’ani wal Badi’,Jakarta: Ponorogo Darussalam Press 2008.
Jazim, Ali al- dan musthofa amin. Terj. Mujiono nurkholis dkk,
Terjemahan Al-Balaghotul Al-Wadhihaha,Bandung: Sinar Baru Algesindo Offset
Bandung 2010.
Muta’ali,
Abdu Al- As-Sho’idy, Al-Balaghoh Al-Aliyah,Kairo: Maktabatul Adab 2002
Zainudin, Mamat dan Yayan Nur Bayan, Pengantar Ilmu Balaghoh,
Bandung: PT Refika Aditama 2007.
Thomun, Mustofa, Qomaid Al lughoh Al
uluwiyah, Semarang: Maktabah Al uluwiyah, t.t.
[2]Mamat Zainudin
dan Yayan Nur Bayan, Pengantar Ilmu Balaghoh, (Bandung:
PT Refika Aditama 2007), hlm. 128
[3]Ali Al-Jazim
dan Musthofa Amin, Al-Balaghoh Al-Wadhihah Al-Bayan Al-Ma’ani wal Badi’,(Jakarta:
Ponorogo: Darussalam 2008), .hlm, 231
[4]Ali Al-Jazim Dan Musthofa Amin. Terj. Mujiono Nurkholis dkk, Terjemahan
Al-Balaghotul Al-Wadhihaha,(Bandung: Sinar Baru Algesindo Offset Bandung
2010),.hlm. 309.
[5] Hidayat. Al-Balaghoh
Al-Jami’ Wassyawahid min Kalamil Badi’ untuk semua. (Jakarta: PT. Toha
Karya Putra 2002),hlm. 89
[6] Haddamu
Banna’, Al-Balaghoh fi Ilmil Ma’ani Lisoffil Khomis Bikulliyatil Mu’allimin
Al-Islamiyah,(Gontor: Darussalam Attoba’ah Wan-Nasr TTH). Hlm. 54.
[7]
Hidayat. Al-Balaghoh
Al-Jami’ Wassyawahid min Kalamil Badi’ untuk semua.hlm.98.
syukran katsir....
BalasHapusmembantu...
Mksih alhmdulillah bisa membntu saya
BalasHapus