Sabtu, 23 Februari 2013

(AL-QOSHR) القصر

       I.            PENDAHULUAN
Bahasa adalah alat komunikasi yang berupa system lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia. Yang mana melalui bahasa manusia bisa saling mengungkapkan, memahami, dan menerima apa yang disampaikan antara satu orang pada orang lainya.
Dalam berkomunikasi antara manusia satu dengan yang lainya juga membutuhkan akan artinya makna  pada saat komunikasi, diantara cara pengungkapan makna tersebut juga melalui bahasa. Tentunya dalam menguasai bahsa tersebut harus adanya penguasaan melalui tata bahasa dan juga ilmu bahasa.
Sebagai umat islam penting sekiranya untuk memahami bahasa islam yang sebenarnya, yaitu bahasa arab untuk lebih memahami keindahan bahasa kitab suci Al-Qur’an.
Diantara ilmu bahasa yang perlu diketahui yakni Al ma’ani yang merupakan cabang dari ilmu balaghoh, oleh karena itu pada kesempatan kali akan dipaparkan mengenai qoshr dengan berbagai perumusan masalah sebagai berikut:
    II.            RUMUSAN MASALAH
A.  Apa pengertian Al Qoshr?
B.  Apa saja macam-macam Al Qoshr?
C.  Bagaimana teknik penyusunan Al Qoshr?

 III.            PEMBAHASAN
A.    Pengertian Al-Qoshr
القصر هو تخصيص أمر بأخر بطريق مخصوص
Adapun  qoshr menurut istilah ulama balaghoh ialah:
تخصيص شيء بشيء بطريق مخصوص

Artinya:
“mengistimewakan sesuatu yang lain dengan jalan tertentu”
Ada juga definisi lain tentang qoshr yakni:
تخصيص شيء بشيء بعبارة كلامية تدلّ عليه – جعل شيء مقصور على شيء أخر بواحد من طرق مخصوصة من طرق القول الفيد للقصر
القصر  artinya “pemfokusan”, maksudnya adalah upaya penonjolan, penegasan, atau penekanan pada salah satu unsur atau bagian kalimat yang dipentingkan. Selanjutnya اسلوب القصر  (gaya bahasa pemfokusan) dilakukan dengan penempatan pada awal kalimat (التقديم=) atau memakai kata pemisah (ضمير الفصل=) atau dengan menggunakan alat fokus (ادوات القصر).[1]
Setiap ungkapan qoshr mesti memiliki empat unsure, yaitu:[2]
1.      Maqshur, baik berbentuk sifat maupun mausuf
Contoh:       ما زيد الا عالم
Artinya: Tiada zaid kecuali pintar
2.      Maqshur alaih, baik berbentuk sifat maupun mausuf
Contoh:     ما عالم الا زيد
Artinya: Tiada yang pintar kecuali Zaid 
3.      Maqshur anhu, yaitu : sesuatu yang berada diluar yang dikecualikan.
Contoh:     لايري مصر من الانهار الا النيل
Artinya: Tidak ada sunagi yang menyegarkan Mesir selain Nil
4.      Adat qoshr
Contoh: لا يفوز الا المجدّ
Artinya: Tiada yang menang kecuali yang bersungguh-sungguh

Kalimat di atas termasuk kalimat qoshr karena sudah memenuhi empat unsure, yaitu maqsur pada kata يفوز, maqsur alaih pada kata المجدّ, maqsur anhu yaitu segala sifat selain kesungguhan dan adat qosr yaitu  لا dan الاّ  .
B.     Macam-macam Al Qoshr
Perlu diketahuai qoshr dibagi menjadi dua macam.yaitu:
1.      Qoshr hakiki
القصر الحقيقي هو ان يختصّ المقصور بالمقصور عليه بحسب الحقيقة و الواقع, بالاّ يتعدّاه الى غيره اصلا. او ماكان الاختصاص فيه بحسب الواقع والحقيقي لا بحسب الا ضافة الى شيء اخر
Artinya:
Dikhususkannya maqshur pada maqshur alaih berdasarkan hakikat dan kenyataan, yaitu samasekali maqshur tidak lepas dari maqshur alaih kepada yang lain
القصر الحقيق   berarti pemfokusan hakiki, sebenarnya, mutlak. Contoh:
ولله ملك السموات و الارض والله علي كل شيء قدير (ال عمران :189)
Dan kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi, dan Allah maha perkasa atas segala sesuatu.
لا كاتب فى المدينة الا علي
Artinya:
Tidak ada seorang penulis atau bendahara di madinah kecuali Ali

2.      Qoshr Idlofi
القصر الاضافي هو ماكان الاختصاص فيه بحسب الاضافة الى شيء معيّن. [3]
Artinya:
Dikhususkannya maqshur pada maqshur alaih dengan disandarkan kepada sesuatu yang tertentu.[4]

Adalah pengfokusan relatif, bukan sebenarnya, bersifat kiasan, karena itu disebut juga dengan القصر المجازي contoh :
لكم دينكم ولي دين (الكافرون: 6)
Untukmu agamamu dan untukku agamaku
القصر الاضافي disebut juga القصر المجازي karena pernyataan “agama berhala hanya untuk kamu dan agama islam hanya untukku” (diri Muhammad sendiri) tidak dalam pengertian sebenarnya, kerena pada hakekatnya agama berhala tidak hanya dianut oleh mereka yang pada saat itu menemui nabi, juga agama islam tidak hanya diperuntukkan bagi Nabi Muhammad saja, melainkan bagi umat manusia semuanya. Kalimat qoshr tersebut diungkap dalam pengertian majazi  (kiasan), yaitu semata-mata untuk menekankan penolakan Nabi Muhammafd saw bahwa tidak mungkinnya mencampurkan kedua agama tersebut.[5]
            Adapun qoshr idlofi di bagi menjadi tiga macam, yaitu :
a.       Qoshr ifrod. Yaitu:
اذا اعتقد المخاطب الشركة
Artinya:
Apa bila mukhotob berkeyakinan dengan keadaan. Contoh:
انما الله اله واحد
Sesungguhnya Allah adalah tuhan yang maha Esa
b.      Qoshr qolab
اذا اعتقد المخاطب عكس الحكم الذي تثبته
Artinya:
Apabila keyakinan mukhotob berbalik dengan keadaan yang sebenarnya. Contoh:
ما سفر الاّ على
Tidak ada yang bepergian kecuali ali .
Maksudnya seorang mukhotob salah faham karena yang bepergian bukan ali akan tetapi ibrohih.
c.       Qoshr ta’yin
اذا كان المخاطب يتردد فى الحكم.
Artinya:
Apa biala mukhotob bimbang dalam menentukan keadaan yang sebenarnya. Contoh:
الارض متحرّكة لا  ثابتة
Bumi itu bergerak (berputar) tidak diam.[6]
C.    Teknik penyusunan Al Qoshr
Dalam buku balaghotul jami’, oleh prof. Dr. D. Hidayat, cara pemfokusan gaya bahasa ada tiga macam. yaitu:
1.      القصر بالتقديم
Dalam القصر بالتقديم unsure atau fungsi kalimat yang ingin difokuskan maknanya diletakkan pada awal kalimat.
Contoh:
التقديم
الاصل
التقديم
الاصل
اياك نعبد
نعبدك
لله الامر
الامر لله
على الله توكلنا
توكلنا على لله
واليه المصير
ولامصير اليه

            Di bawah ini beberapa ayat yang mengandung uslub qoshr dengan التقديم. Dalam tarjamah dapat digunakan partikel “lah” atau kata penegas seperti “hanya”.
Contoh:
ولله ملك السموات و الارض والله علي كل شيء قدير (ال عمران :189)
Dan kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi, dan Allah maha perkasa atas segala sesuatu
لكم دينكم ولي دين (الكافرون: 6)
Untukmu agammu dan untukku agamaku
قل هو الرحمن امنا به و عليه توكلنا(الملك:29)
Katakanlah: “Dialah Allah yang maha penyaynag, kami beriman kepadanya dan hanya kepada-Nya kami bertawakkal”

Pada ayat (ه) dalam konteks beriman tidak به امنا melainkan امنا به berarti tidak ada penekanan, sebagai isyarat bahwa beriman itu tidak hanya kepada Allah, melainkan juga beriman kepada malaikat, beriman kepada para Rasul Allah dan lain sebagaimana dalam rukun iman yang enam, sedangkan dalam tawakal digunakan القصر بالتقديم yaitu عليه توكلنا sebagi isyarat bahwa sikap tawakal tiada lain hanya kepada Allah, tidak boleh bertawakal kepada selain Allah.
2.      القصر بضمير الفصل
Maksudnya meletakkan ضمير (kata ganti) antara مبتدأ  dan خبر yang makrifat diawali (ال)  disebut ضمير الفصل  digunakan untuk memberikan pemfokusan pada مبتدأ (subjek) .
Berikut ayat yang mengandung القصر dengan struktur :
{مبتدأ+ ضمير + ال + خبر}
ام اتخذوا من دونه اولياء (فا لله هو الوليّ)....(الشورى : 9)
Atau patutkah mereka mengambil pelindung-pelindung selain Allah? Maka, Dialah pelindung yang (sebenarnya)
ان هذا لهو القصص الحق وما من اله الا الله (ال عمران : 62)
Sesungguhnya ini adalah kisah yang benar, dan tak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah
3.      القصر بالادوات
Pemfokusan dengan menggunakan adawatul qoshr  yaitu:
a.       Dengan menggunakan انما + جملة
{ انما + فعل فاعل / مبتدا خبر}
Perlu diperhatikan, bahwa dalam uslub (القصر بانما) unsure atau fungsi kalimat yang difokuskanmaknanya terletak pada akhir kalimat, bukan pada awal kalimat seperti pada uslub taqdim, seperti kata-kata dalam kurung pada ayat berikut.
انما يخشى الله من عباده العلمؤا ان الله عزيز غفور (فاطر : 28)
Sesungguhnya yang takut pada Allah diantara hamba-hambaNya, hanyalah Ulama’
b.      Dengan menggunakan الاّ النفي (لا/ما/ ان)+
Dalam uslub القصر بالنفي و الاّ unsur atau fungsi kalimat yang difokuskan maknanya terletak pada akhir kalimat, tegasnya setelah  الاّ
الله لااله الاّ هو الحيّ القيّوم (البقرة : 255)
Allah tidak ada tuhan melainkan (hanyalah) dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya)[7]
c.       Dengan menggunakan عطف
1)      عطف dengan  بل
Contoh:
ليس اليتيم الذى قد مات والده     بل اليتيم يتيم العلم والادب
Artinya:
“bukannya orang yatim itu orang yang meninggal orang tuanya akan tetapi orang yatim itu yang kehilangan ilmu dan adab         
2)      عطف dengan لا
Contoh:
وللفتى من ماله ما قدمت   يداه قبل موته لا ما اقتنى


Artinya:
“Bagi pemuda adalah apa yang telah dikerjakanya sebelum dia mati bukan harta yang dikumpulkan                                     
3)      عطف dengan لكن[8]
Contoh:
ان الجديدين فى طول اختلا فهما لا يفسدان ولكن يفسد الناس
Artinya:
“Sungguh dua perkara baru sepanjang pertikaianya keduanya tidak akan rusak tapi manusia yang akan rusak         
Ketika  بل dimasukkan bermakna اضراب bukan untuk عطف, dan لكن untuk استدراك .
 IV.            KESIMPULAN
Qohsr adalah pemfokusan, atau “mengistimewakan sesuatu yang lain dengan jalan tertentu”. Setiap ungkapan qoshr mesti memiliki empat unsure, yaitu: Maqshur, Maqshur alaih, Maqshur anhu, Adat qoshr.
Macam-macam qohsr adalah Qoshr hakiki dan Qoshr Idlofi. Qoshr Idlofi dibagi menjadi tiga yaitu: Qoshr ifrod, Qoshr qolab, Qoshr ta’yin .
Tenik penyusunan Qoshr adalah qohsr bi-attaqdim, qoshr bi dhomir fasl dan qoshr bi-addawat.
    V.            PENUTUP
Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT, yang  telah memberikan kenikmatan, sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah balaghoh ini tentang Al-Qoshr dengan lancar. penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan baik teknis penulisan maupun materi. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun penulis sangat harapkan guna perbaikan makalah selanjutnya. Semoga makalah yang sederhana ini bisa bermanfaat bagi penulis dan juga para pembaca. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Banna’, Haddamu, Al-Balaghoh fi Ilmil Ma’ani Lisoffil Khomis Bikulliyatil Mu’allimin Al-Islamiyah,Gontor: Darussalam Attoba’ah Wan-Nasr TTH
Hidayat. Al-Balaghoh Al-Jami’ Wassyawahid min Kalamil Badi’ untuk semua. Jakarta: PT. Toha Karya Putra 2002.
Jazim. Ali Al- dan Musthofa Amin, Al-Balaghoh Al-Wadhihah Al-Bayan Al-Ma’ani wal Badi’,Jakarta: Ponorogo Darussalam Press 2008.
Jazim, Ali al- dan musthofa amin. Terj. Mujiono nurkholis dkk, Terjemahan Al-Balaghotul Al-Wadhihaha,Bandung: Sinar Baru Algesindo Offset Bandung 2010.
Muta’ali, Abdu Al- As-Sho’idy, Al-Balaghoh Al-Aliyah,Kairo: Maktabatul Adab 2002
Zainudin, Mamat dan Yayan Nur Bayan, Pengantar Ilmu Balaghoh, Bandung: PT Refika Aditama 2007.
Thomun, Mustofa, Qomaid Al lughoh Al uluwiyah, Semarang: Maktabah Al uluwiyah, t.t.





[1] Mustofa Thomun, Qowaid Al lughoh Al arabiyah,  (Semarang: Maktabah Al uluwiyah, t.t), hlm.210
[2]Mamat Zainudin dan Yayan Nur Bayan, Pengantar Ilmu Balaghoh, (Bandung: PT Refika Aditama 2007), hlm. 128
[3]Ali Al-Jazim dan Musthofa Amin, Al-Balaghoh Al-Wadhihah Al-Bayan Al-Ma’ani wal Badi’,(Jakarta: Ponorogo: Darussalam 2008), .hlm, 231
[4]Ali Al-Jazim Dan Musthofa Amin. Terj. Mujiono Nurkholis dkk, Terjemahan Al-Balaghotul Al-Wadhihaha,(Bandung: Sinar Baru Algesindo Offset Bandung 2010),.hlm. 309.
[5] Hidayat. Al-Balaghoh Al-Jami’ Wassyawahid min Kalamil Badi’ untuk semua. (Jakarta: PT. Toha Karya Putra 2002),hlm. 89
[6] Haddamu Banna’, Al-Balaghoh fi Ilmil Ma’ani Lisoffil Khomis Bikulliyatil Mu’allimin Al-Islamiyah,(Gontor: Darussalam Attoba’ah Wan-Nasr TTH). Hlm. 54.
[7] Hidayat. Al-Balaghoh Al-Jami’ Wassyawahid min Kalamil Badi’ untuk semua.hlm.98.
[8]Abdu Al-Muta’ali As-Sho’idy, Al-Balaghoh Al-Aliyah,(Kairo: Maktabatul Adab,  2002), Hlm, 51

2 komentar: